BERSYUKUR
Karya: Carolina
Riflina Adak
Terlahir dan menjalani hari
Adalah jalan manusia di bumi
Terkadang ada yang hendak berbalik
Protes akan sang Pencipta
Mengapa aku begini?
Adalah wajib diutarakan bagi yang tak terima
Hawa nafsu duniawi nyatanya tlah merajai
Hingga suara hati terbungkam olehnya
Rasa syukur berganti segala keinginan
Yang jelas tak abadi
Tak mampu lagi melihat karya agung
Manusia adalah istimewa
Tiap hal pastilah terdapat hikmah
Yang kan terpetik jika kau bersyukur!
Di konversi menjadi pantun :
Isi:
Tiap hal
pastilah terdapat hikmah
Yang kan
terpetik jika kau bersukur
Pantun:
Berlari –
lari di atas rumah
Tak terduga
jatuh tersungkur
Tiap hal
pastilah terdapat hikmah
Yang kan
terpetik jika kau bersukur
Mengkonversi
puisi menjadi cerpen:
Hidup
Itu Harus Bersukur
“
Bangun – bangun Reza, sudah pagi... apa kamu gak sekolah...?? ” ujar Ibu ku yang membangunkan ku dari luar
kamar ku sambil mengetuk pintu kamar ku dengan sangat keras. “ Iya ibu, aku dah
bangun kok ” jawab ku singkat, lalu akupun bergegas mandi karna memang pada
saat itu jam sudah menunjukan pukul 06:15. Begitulah keseharian ku, setiap hari
aku selalu di bangunkan oleh ibu ku karna memang aku orang-nya rada malas. Tapi, ibuku setiap hari dengan sabar
membangunkan-ku. Setelah aku selesai bersiap – siap sekolah dan juga sarapan,
aku pun mencium tangan kanan ibu ku terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah “
Bu, aku berangkat sekolah dulu ya...” “ Iya Reza, hati – hati di jalan” pesan
ibu ku kepada ku.
Tak
terasa bel pulang sekolah pun berbunyi, aku pun seperti biasa pertama pulang
dari pada teman – teman ku. Di saat perjalanan ku pulang sekolah, aku mampir
dulu di indomaret untuk membeli minum. Di depan indomaret tepat-nya di pinggir
jalan aku bertemu dengan teman SMP ku dulu yang bernama Andi “ hay Andi...”
sapa ku ramah kepada-nya. Namun, ia tak menoleh. Lalu, aku memutuskan untuk
menyapa-nya lagi “ Hay Andi ini aku Reza temen SMP kamu dulu masa kamu lupa sih
dulu kan kita selalu sama - sama” setelah mendengar perkataan ku itu Andi pun
menoleh lalu berkata “ Aku memang Andi, tapi aku gak kenal siapa kamu. Kamu jangan sok kenal ya” kata-nya dengan nada yang
sombong sambil menatap ku dengan pandangan jijik lalu menaiki mobil – nya dan
pergi.
Aku
bingung apa yang salah dengan ku, hati ku sangat sakit mendengar teman baik ku
berkata seperti itu di dalam hati ku bertanya – tanya apa salah ku coba..? aku
pun berpikir apa karna ayahnya sekarang sudah menjadi mentri sehingga ia tak
mau lagi bergaul dengan orang biasa seperti aku. Apakah sekarang pertemanan
harus memandang setatus..?. apa mungkin dunia ini sudah di pengaruhi oleh hawa
nafsu akan harta, sehingga orang yang kaya tidak mau berteman dengan orang
sederhana seperti aku ini. Mungkin ketamakan akan harta memang sudah
mempengaruhi otak setiap manusia.
Aku pun melanjutkan perjalanan pulang, sesampai di
perempatan aku bertemu dengan seorang pengemis. Pengemis itu meminta uang
kepada ku “ Mas minta uangnya mas, kasihan... udah 2 hari belum makan” katanya
dengan nada memelas, hati ku pun iba melihat-nya. Lalu, aku berkata “ Ini aku ada punya uang sedikit buat anda ” sambil
menyerahkan selembar uang 5 ribu rupiah. Alangkah terkejutnya aku melihat
ekspresi pengemis itu, ia sangat lah bahagia sekali. Padahal, aku hanya memberi
uang yang menurut ku sangat kecil. Pengemis itu pun berterimakasih lalu pergi.
Aku pun melanjutkan perjalanan ku pulang.
Saat perjalanan pulang, aku memang masih kesal dengan
teman ku itu. Namun, kejadian tadi sudah agak meredakan kekesalan ku. Aku pun
berpikir “ ternyata banyak yang dapat kita perbuat di dunia ini, seperti
menolong pengemis itu. Walaupun, sekarang kabaikan hati seseorang itu terbatas
seperti Andi. Aku juga jarang menemukan pengemis seperti itu kebanyakan
pengemis ataupun orang lain yang memiliki rasa bersukur yang kurang namun keinginannya terus bertambah besar
padahal keinginan itu tidak seabadi rasa bersukur”
“ Aku pulang bu...” kata ku ketika ku sudah sampai di
rumah, sambil meletakan motor ku di halaman lalu masuk ke dalam rumah. Pada
malam hari aku pun menceritakan pengelaman-nya sepulang sekolah kepada ibunya
dari ia bertemu andi sampai ia melihat pengemis dan merasa iba. Ibu Reza pun
tersenyum dan berkata “ walaupun teman Reza sombong, Reza gak boleh membalas
dia dengan kesombongan juga. Reza harus bersukur aja terhadap setiap peristiwa
yang terjadi karna pasti ada hikhmah yang terkandung di dalamnya” “ lalu...
Reza juga harus bangga kepada diri Reza karena sudah beramal kepada pengemis
itu. Manusia itu adalah mahluk yang paling sempurna yang telah di ciptakan oleh
Tuhan. Namun, kebanyakan manusia kurang bersukur hingga tidak mampu melihat
karya tuhan yang paling indah yaitu Kebahagiaan. ” nasihat ibu ku kepada ku. Ibu ku memang
orang yang sangat bijaksana yang selalu menasihati ku
Hari
hari berikutnya aku pun mulai menyadari akan satu hal yaitu setiap kejadian
yang terjadi baik itu senang maupun sedih susah ataupun senang kita harus tetap
bersukur.
0 komentar:
Posting Komentar